PUSMA Online

 

PUSAT STUDI MELAYU-ACEH

www.pusma.8m.net

 Artikel
 Puisi
 Prosa
 Galeri Foto
 Sahabat
 Agenda

 Artikel:

Bahasa Aceh Perlu Diselamatkan (14/12/2002)

BANDA ACEH - Bahasa Aceh sebagai bahasa pengantar di Nanggroe Aceh harus diselamatkan sebagai sebuah budaya bangsa yang saat ini terasa mulai ditinggalkan oleh orang Aceh.

Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Kebudayaan Nanggroe Aceh Darussalam, Amudy AE, Jumat (13/12) menyongsong rapat koordinasi Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Aceh yang dijadwalkan berlangsung mulai Senin (16/12).

Padahal, kata Amudy, bahasa Aceh merupakan bahasa yang digunakan oleh sebagian besar penduduk Tanah Rencong. Meski, tidak semua penduduk Aceh menggunakan bahasa Aceh, karena di negeri ini masih ada beberapa bahasa daerah seperti bahasa Gayo, Alas, Tamiang, Singkil, Kluet, Devayan, dan Sigulai.

Dikatakan, gejala ditinggalkan bahasa daerah ini mulai muncul di kalangan masyarakat. "Saat ini banyak anak Aceh tidak mampu lagi menggunakan bahasa ibunya. Bahkan yang sangat menyedihkan, banyak keluarga yang merasa 'malu' jika anaknya menggunakan bahasa daerah," kata Amudy.

Akibatnya, suatu saat nanti akan terdengar kalimat, "Agam hanjeut lee bahasa Aceh, si win gere naeh pane bahasa Gayo". Keadaan ini, menurut Amudy yang didampingi Kasubdin Bahasa Drs Azmi, akan berakibat pada lenyapnya nilai budaya daerah yang telah diwarisi oleh nenek moyang.

Amudy AE yang didampingi Wakil Kepala Dinas Pariwisata, Nurdin Ahmad menyebutkan dalam rangkaian pelaksanaan rakerda kedua dinas itu juga akan disosialisasikan pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) IV yang dijadwalkan akan berlangsung tahun 2003 mendatang, diskusi tentang situs Bukit Kerang dengan melibatkan pakar dari UGM, Prof Teuku Jacob, Kongres Bahasa Aceh, dan Anegerah Seni untuk seniman Aceh yang menyumbangkan karyanya untuk mengharumkan kasanah budaya bangsa. Teuku Jacob akan membahas makalah bertajuk Manusia Batu Tengah di Aceh.

Potensi wisata
Sementara itu Wakadis Pariwisata Aceh, Nurdin Ahmad mengatakan dalam memajukan pariwisata di Nanggroe Aceh pihaknya akan memberdayakan potensi alam dan peninggalan berjarah sebagai pusat-pusat pengembangan wisata.
"Dinas Pariwisata akan mencoba memberikan pelatihan kepada masyarakat yang bermukim di lokasi objek wisata untuk bisa meningkatkan penghasilannya dengan menjual produk untuk kebutuhan turis," katanya.(SI/sir)

Kembali ke Index>>>

Untuk Menyelesaikan Konflik Aceh
Belajarlah dari Snouch Hurgronje 
(28/10/2002)

Seminar
Budaya Melayu-Aceh
(25/10/2002)

Sekretariat PUSMA
Jalan T. Nyak Arief No. 314 Darussalam Banda Aceh, Indonesia, Telp. 0651-54558 

Email: pusma@lycos.com