Kontrakan
Oleh: Dianing Widya
Yudhistira
Untuk keluarga kecil seperti kami, rumah ini sangat nyaman, dan
cukup luas. Kamarnya ada dua, dan yang satunya selalu kosong,
kecuali ada teman atau keluarga yang datang baru ada yang
mengisi kamar itu. Ruang tamu, ruang tengah, dan dapur, semuanya
lapang. Selain itu, rumah itu menghadap ke taman. Tiap sore
banyak anak-anak bermain. Anak perempuan kami, berumur dua
setengah tahun, juga ikut berlari-lari dengan teman-teman
sebayanya.
Kenangan di
Lhoknga Oleh:
Mustafa Ismail
Apakah kenangan harus selalu dikenang? Aku tidak ingin larut
dalam kenangan. Kenangan membikinku mabuk. Kenangan membikinku
tak bergerak. Kenangan membikinku mati. Karena itu, ketika
mereka tiba?tiba muncul, aku tak pernah menganggap di antara
kami pernah mengalir sebuah sungai yang penuh kenangan.
Sungai itu telah lama mati. Nana dan Mita juga sudah mati. Ia
telah lama hilang. Semua telah tiada. Jejak juga sudah terhapus.
Pantai Lhoknga telah sepi. Sejak lama. Sejak negeri kelahiranku
gonjang?ganjing, belasan tahun lalu. Kalau pun aku bertemu Nana
dan Mita, itu adalah orang lain. Aku telah menganggapnya orang
lain.
Kayu Bersurat
Oleh:
Siti Zainon Ismail
“Tiap-tiap sesuatu akan binasa melainkan ZatNya.BagiNyalah kuasa
memutuskan segala hukum. KepadaNyalah kamu semua akan
dikembalikan “ (Al-Quran, XXV111,88)
"KAYU BERSURAT ? "
" Hem, yaa kayu bersurat ! "
"Bukan batu bersurat ? "
Prof. Mike Houtman memang hampir tidak percaya apabila Dr.Aqran
bercakap tentang kayu bersurat, bukan batu bersurat. Ah, dia
sudah hampir 25 tahun mengkaji dan menganalisis batu bersurat.
Dari lembah Krueng Raya menyusup ke kaki gunung Seulawah, memang
jenis itu sudah hampir pupus. Hanya tinggalan sisa lampau.
Kembali ke Index>>> |