|
Rumusan
Sementara Hasil Seminar Kajian Melayu-Aceh
-
Roh
kesenian Melayu yang keacehan mempunyai
nilai-nilai indah, halus, riang, iman, taqwa,
dinamis, kreatif, melankolis, harmonis,
kebenaran, tertib, herois dan patriotisme.
-
Dalam
upaya mencari perdamaian, kenali dahulu
masyarakatnya dalam kesenian, karena karakter
dan budayanya disini jelas terlihat berpadanan
dengan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang
agamis.
-
Dengan
berbagai bentuk kesenian tradisional Aceh
warisan para leluhur kita sudah sepantasnya
Aceh memiliki sekolah tinggi kesenian tempat
di mana kita bisa mempelajari nilai dan
filosofi masyarakat Aceh yang multikultur.
-
Nilai
budi bahasa dalam budaya Melayu-Aceh kini
mulai pudar akibat dari modernisasi. Untuk
mengembalikan nilai budi bahas, kita harus
kembali memahami, menilai, mengkaji dan
mengembangkan nilai-nilai budi bahasa yang ada
pada masa lampau yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Akan tetapi, bukan berarti
kehidupan
kita harus kembali ke masa lampau
karena zamannya sekarang sudah berbeda dengan
masa lampau.
-
Budaya
Melayu-Aceh adalah bagian dari budaya
Melayu-Nusantara atau bagian dari dunia
Melayu, dengan ciri-cirinya yang utama ialah
Islami, Melayu, dan Aceh, artinya : roh
budayanya Islam, akar budayanya Melayu, dan
batang budayanya Aceh.
-
Pada
masa lampau budaya Melayu-Aceh merupakan jati
diri masyarakat Aceh yang dijaga, dipelihara
dan dikembangkan oleh masyarakat, tetapi
sekarang ini budaya Melayu-Aceh terdesak oleh
pengaruh budaya modern yang datang dari dunia
global dan sudah tidak dikenal lagi oleh
masyarakat Aceh terutama negerasi muda. Untuk
tidak kehilangan jati diri, maka masyarakat
Aceh perlu kembali kepada nilai-nilai tradisi
budayanya.
-
Batu
Nisan Aceh merupakan salah satu kekayaan
budaya Melayu-Aceh, yang merupakan ciptaan
orang Aceh sendiri dan tersebar di seluruh
nusantara. Batu Nisan Aceh mengandung
nilai-nilai sejarah dan budaya yang tinggi.
Rekomendasi
:
-
Nilai-nilai
budaya Melayu-Aceh yang bersifat positif
supaya dijadikan sebagai bagian dari kurikulum
sekolah, sehingga generasi muda mengenal
kembali nilai-nilai budaya tradisi yang
berguna bagi perkembangan kepribadian.
-
Supaya
Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) dijadikan sebagai
momentum untuk mengembangkan kembali
kebudayaan Aceh, dan PKA-IV tahun 2003 yang
akan datang dapat dijadikan sebagai salah satu
jembatan untuk mempererat kembali persaudaraan
masyarakat Aceh.
Kembali
ke Index>>>
| |
|