Diluncurkan, Buku
Takdir-takdir Fansuri
(04/11/2002)
BANDA ACEH - Peluncuran buku "Takdir-takdir Fansuri" yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Banda Aceh (DKB), merupakan sebuah catatan sejarah. Sosok Hamzah Fansuri yang akrab dengan komunitas masyarakat Aceh, telah menoreh perubahan besar dalam kehidupan, kata Ketua DPRD Kota Banda Aceh, M Amin Said SH ketika meluncurkan buku itu di Taman Budaya Banda Aceh, Sabtu (2/11).
Buku tersebut, katanya, menoreh perubahan sikap dan perilaku kita dalam memandang berbagai fenomena sosial dan budaya yang tengah bergolak di depan mata. Kepekaan nurani kemanusiaan dan kepedulian untuk membangun peradaban yang lebih baik melalui pemikiran yang sarat dengan pesan-pesan moral, etika dan estetika menjadi tema sentral dari buku Takdir-takdir Fansuri. Semangat pembaharuan yang dicetuskan Fansuri dalam kurun waktu yang lalu, telah diekspresikan kembali oleh 20 penulis melalui karya-karyanya dalam buku tersebut.
Sebelumnya, Ketua DKB, Zoelfikar Sawang SH mengatakan, kehadiran buku Takdir-takdir Fansuri diharap mampu memperluas cakrawala kita meniti kehidupan. Buku tersebut tidak menghadirkan wujud Fansuri secara utuh dalam konteks historis, paradigmatis, dan lahiriah. Namun, keluasan pandang mengingatkan kita pada pentingnya pluralitas yang saling menghargai tanpa harus melalui tragedi yang justru destruktif bagi perkembangan alam pikiran.
Menurut Zoelfikar, kehadiran buku Takdir-takdir Fansuri, sangat penting bagi sesuatu yang selama ini sering kita palingkan dan tak ingin kita akui keberadaannya untuk melengkapi proses kehidupan yang semestinya. Bahwa ada semacam kekosongan yang membuat kita tak utuh dalam menjalankan proses tersebut, sehingga kita diolengkan dalam meniti tapak-tapak sejarah, juga totalitas kehidupan kita kini, karena kita telah mengabaikan sesuatu yang kecil namun sederhana yakni gairah untuk berbeda.
Koordinator peluncuran buku, Azhari mengatakan persiapan buku Takdir-takdir Fansuri dilakukan dengan susah payah. Dengan segala keterbatas, buku yang dicetak di Yokjakarta dengan kata pengantar Nirwan Dewanto berhasil diluncurkan. "Meski dengan tertatih-tatih, kami tetap berjuang agar buku ini tetap terbit," ungkap anak muda
ini.
(sumber:
Serambi)
Kembali
ke Index>>>
|