PUSMA Online

 

PUSAT STUDI MELAYU-ACEH

www.pusma.8m.net

 Artikel
 Puisi
 Prosa
 Galeri Foto
 Sahabat
 Agenda

Seniman Tari jangan Lupa Budaya Melayu (04/11/2002)

PEKANBARU - Gubernur Riau H Saleh Djasit, SH mengatakan, seniman tari boleh melahirkan kreasi tari yang baru, namun jangan sampai melupakan akar budaya Melayu dalam garapan-garapan tari yang ditampilkannya. "Kita jangan sampai melupakan akar budaya Melayu kita, silakan mengambil budaya lain, namun budaya kita tetap harus diutamakan," katanya ketika membuka Parade Tari Daerah Riau tahun 2002 di Pekanbaru, Minggu malam (3/11).

Gubernur menambahkan, seni dan kebudayaan tari yang beragam di daerah ini banyak mengandung nilai-nilai yang positif, karena itu, seni tari yang banyak terdapat di daerah ini harus digali dan dikembangkan.

Dikatakannya, perkembangan seni tari di Riau saat ini sangat menggembirakan dan lebih dari itu, seni tari di Riau mempunyai keunikan tersendiri dan itu merupakan aset yang tidak ternilai harganya. "Mari kita kembangkan seni di daerah ini dengan sebaik-baiknya," imbau gubernur. Parade tari daerah merupakan salah satu upaya mengangkat khazanah dan pelestarian tari di daerah ini, tapi masih banyak cara-cara lain untuk melestarikan budaya Melayu.

Gubernur juga mengharapkan kepada peserta yang berhasil meraih juara dalam parade tari ini akan bisa membawa nama Riau pada parade tari nasional di Jakarta Desember mendatang, sedangkan bagi peserta yang belum berhasil jangan berkecil hati, teruslah berkreasi dan menciptakan tari yang suatu saat nanti akan bisa menjadi yang terbaik.

Sementara ketua panitia parade tari daerah Riau OK. Pulsiamitra SE, mengatakan, parade tari tahun ini diikuti 16 sanggar tari dari 11 kabupaten dan kota di Riau. Lima penyaji terbaik akan mendapat penghargaan dari gubernur Riau, sedangkan penyaji terbaik pertama akan mewakili Riau pada parade tari daerah tingkat nasional.(antara)

Kembali ke Index>>>

Diluncurkan, Buku Takdir-takdir Fansuri (04/11/2002)

DKB Luncurkan Buku Takdir-takdir Fansuri (31/10/2002)

Bahasa Melayu Aceh, Bahasa Melayu Riau, dan Bahasa Melayu Melaka (30/10/2002)

Untuk Menyelesaikan Konflik Aceh
Belajarlah dari Snouch Hurgronje 
(28/10/2002)

Mencari Budaya Asli yang Hilang (27/10/2002)

Seminar
Budaya Melayu-Aceh
(25/10/2002)

Sekretariat PUSMA
Jalan T. Nyak Arief No. 314 Darussalam Banda Aceh, Indonesia, Telp. 0651-54558 

Email: pusma@lycos.com